Isi Artikel Utama

Abstrak

Pertumbuhan bambu yang cukup besar menjadi peluang bagi para pelaku usaha kerajinan. Produk kerajinan yang dibuat harus memiliki kualitas serta daya saing tinggi agar mampu meningkatkan kinerja serta hasil optimal yang mempengaruhi rantai nilai. Keunggulan yang signifikan dapat menghasilkan nilai tambah bagi sebuah industri. Tujuan dari penelitian ini yaitu untuk mengetahui aktivitas rantai nilai dan apa saja yang memiliki nilai tambah serta besarnya nilai tambah yang dihasilkan oleh setiap pelaku rantai nilai pada komoditas bambu di kawasan sentra bambu Selaawi Garut. Metode yang digunakan pada penelitian ini diantaranya deskriptif kualitatif dan kuantitatif. Data yang digunakan adalah data primer dan sekunder. Analisis data dilakukan dengan metode analisis rantai nilai Porter serta nilai tambah dengan pendekatan Hayami. Hasil kajian analisis rantai nilai Porter didapatkan bahwa terdapat tiga pelaku pada komoditas bambu diantaranya petani, distributor besar dan ritel. Nilai tambah bambu pada petani sebesar Rp 55.000/unit, pada distributor besar sebesar Rp 141.500/unit dan pada ritel sebesar Rp 175.000/unit. Nilai tambah tertinggi yaitu diperoleh retail dengan marjin sebesar Rp 180.000/unit.

Kata Kunci

Analisis Rantai Nilai Porter Hayami Nilai Tambah

Rincian Artikel

References

  1. W. Poerwoko, ECO-ART Bambu dan Spiritualitas Silat dalam Integrated Space Design. Dwi - Quantum, 2019.
  2. N. Jamil, A. Novel, J. Qisty, and A. Fildzah, “Digital Branding And Selling Bambu Selaawi Untuk Mendorong City Branding Berbasis Potensi Lokal Melalui Pendekatan Inklusif-Partisipatif,” vol. 5, no. 2, 2022.
  3. D. D. Nugraheni, N. Oktyajati, and H. Widananto, “Pemetaan Dan Analisis Rantai Nilai ( Value Chain ) Produk Batik Pada Sentra Industri Batik Di Bayat , Klaten,” vol. 03, no. 01, pp. 28–35, 2022.
  4. A. Lihawa, H. Uloli, and A. Rasyid, “Analisis Rantai Nilai (Value Chain) Pada Komoditas Jagung,” Jambura Industrial Review (JIREV), vol. 1, no. 2, pp. 94–103, 2021, doi: 10.37905/jirev.1.2.94-103.
  5. G. G. Batafor and Y. E. Benu, “Rantai Nilai Jeruk Keprok (Citrus Reticulate) Soe di Kabupaten Timor Tengah Selatan Provinsi Nusa Tenggara Timur,” Jurnal Penelitian Pertanian Terapan, vol. 20, no. 1, p. 25, 2020.
  6. Subianto&Pratiwi, “Rantai nilai dan perspektif kesadaran masyarakat muslim akan makanan halal,” Proceeding of Conference on Islamic Management, Accounting, and Economics, vol. 1, pp. 141–146, 2019, [Online]. Available: https://journal.uii.ac.id/CIMAE/article/view/13362
  7. B. Damar, Afrian, “Analisis Rantai Nilai Pada PT Rolas Nusantara Mandiri,” vol. Vol 8, No, p. 3, 2019.
  8. E. Sri, Ria, “Analisis rantai nilai komoditas cabai rawit di kecamatan bulawa kabupaten bone bolango,” no. 105, 2022.
  9. L. Agus, Kunto, “analisis rantai nilai (value chain) produk pinang (areca catechu l.) di kota manokwari,” vol. 10, no. 1, pp. 1–10, 2021.
  10. R. S. M. Aqil, “Analisis Rantai Nilai Industri Kecil Pengolahan Terong Menjadicheesestickterong (Studi Kasus Industri Kecil Cheesestick Terong Di Desa Genteng Kecamatan Sukasari Kabupaten Sumedang),” vol. 5, 2018.
  11. F. R. Fiantika et al., Metodologi Penelitian Kualitatif. Get Press, 2022. [Online]. Available: https://books.google.co.id/books?id=yXpmEAAAQBAJ
  12. Basuki and Baskara, Pengantar Metode Penelitian Kuantitatif. Media Sains Indonesia, 2021. [Online]. Available: https://books.google.co.id/books?id=doAqEAAAQBAJ
  13. A. Ikhwana, D. Rahmawati, and V. I. Nurlestari, “Analisis dan Perancangan Perbaikan Sistem Manajemen Pergudangan,” no. 1, pp. 158–166.
  14. T. Chandra, STATISTIKA DESKRIPTIF. CV Literasi Nusantara Abadi, 2023.
  15. A. Ikhwana and Q. A. Fajrianti, “Penentuan Kriteria Pembentukan Kelompok Tani dalam Pengelolaan Kerja Sama UMKM Kopi,” pp. 113–124, 2022.
  16. S. Shinta Ayu, “Jurnal Sosial Ekonomi Pertanian,” vol. 15, pp. 97–112, 2022, doi: 10.19184/jsep.v15i1.29993.