Isi Artikel Utama
Abstrak
Dalam pengaplikasian di lapangan, beton sering digunakan sebagai elemen struktur, salah satunya sering dibuat balok beton yang dikombinasikan dengan tulangan baja. Balok beton bertulang peranannya cukup besar untuk menahan beban, terutama beban lentur dan geser. Balok Beton yang memiliki kemampuan menahan gaya lentur dan geser secara maksimal .Bahan-bahan penyusun beton bertulangnya yaitu khususnya tulangan baja, banyak mengalami korosi sebelum digunakan, akibat penyimpanan yang tidak baik .Pengkorosian tulangan dilakukan ditempat terbuka terkena cahaya matahari,air hujan,suhu dan kelembaban selama 4 bulan. Selanjutnya dilaksanakan pengujian kuat tekan beton dengan umur 28 hari rata- rata 17,78 MPa,kuat tarik tulangan tidak korosi 8 (ø) 530.12 mpa,tulangan korosi 8 (ø) 517.52 mpa ,tulangan tidak korosi 10 (ø) 586.84 mpa,tulangan korosi 10 (ø) 569.00 mpa. Balok beton dengan tulangan korosi beban puncak rata -rata pada alat uji lebih tinggi 55,4 KN dari balok beton dengan tulangan tidak korosi 44,6 KN. Nilai momen kuat lentur rata -rata balok tulangan korosi adalah 4,85 KNm dan nilai momen kuat lentur rata -rata balok tulangan tidak korosi adalah 3,90 KNm ,nilai tegangan balok tulangan korosi rata - rata adalah 6,92 MPa, dan untuk balok tulangan tidak korosi adalah 5.53 MPa. Untuk nilai geser balok beton bertulang tidak korosi lebih besar dari pada balok beton bertulang korosi. Balok beton dengan tulangan tidak korosi lebih besar 90,15 KN dari pada balok beton dengan tulangan korosi 88,33 KN.
Kata Kunci
Rincian Artikel
References
-
[1] U. S. Utara, U. S. Utara, and U. S. Utara, “Pengaruh Tulangan Baja yang Terkorosi HCL Terhadap Kapasitas dan Perilaku Lentur Balok Beton Bertulang,” 2020.
[2] Andres, “Kajian Kuat dan Perilaku Lentur Balok Beton Bertulang Akibat Besi yang Terkorosi NaCl,” p. 189, 2020.
[3] E. Walujodjati, J. A. Tjondro, S. Permana, and G. J. Johari, “Study of flexural strength on concrete bundled bars beams,” IOP Conf. Ser. Mater. Sci. Eng., vol. 1098, no. 2, p. 022062, 2021, doi: 10.1088/1757-899x/1098/2/022062.
[4] S. 1974-2011, “SNI 1974-2011 Cara Uji Kuat Tekan Beton dengan Benda Uji Silinder,” Badan Stand. Nas. Indones., p. 20, 2011.
[5] P. B. PU, “SNI 07-2529-1991 Metode Pengujian Tarik Baja Beton,” Sni 07-2529-1991, pp. 1”“9, 1991.
[6] Badan Standarisasi Nasional Indonesia, “SNI 4431-2011”¯: Cara Uji Kuat Lentur Beton Normal dengan Dua Titik Pembebanan,” Badan Standar Nas. Indones., p. 16, 2011.
[7] 2847:2013 SNI, “Persyaratan Beton Struktural untuk Bangunan Gedung,” Bandung Badan Stand. Indones., pp. 1”“265, 2013.
[8] SNI 03-2834-2000, “SNI 03-2834-2000: Tata cara pembuatan rencana campuran beton normal,” Sni 03-2834-2000, pp. 1”“34, 2000.
[9] Badan Standardisasi Nasional, “SNI ASTM C136:2012. Metode uji untuk analisis saringan agregat halus dan agregat kasar,” Badan Stand. Nas., pp. 1”“24, 2012.
[10] S. 1969:2008, “Cara Uji Berat Jenis dan Penyerapan Air Agregat Kasar,” Badan Standar Nas. Indones., p. 20, 2008.
[11] Badan Standardisasi Nasional, “SNI 2816:2014. Metode Uji Bahan Organik dalam Agregat Halus untuk Beton,” Badan Standar Nas. Indones., p. 10, 2014.
[12] SNI 03-4142-1996, “Metode Pengujian Jumlah Bahan dalam Agregat yang Lolos Saringan No 200 (0,075 mm),” Badan Standar Nas. Indones., vol. 200, no. 200, pp. 1”“6, 1996.
[13] BSN, “SNI 1971-2011 Cara Uji Kadar Air Total dengan Pengeringan,” Badan Stand. Nas. Indones., p. 6, 2011.
[14] Badan Standar Nasional Indonesia, “Sni 2417-2008 Cara uji keausan agregat dengan mesin abrasi Los Angeles,” Cara uji keausan Agreg. dengan mesin abrasi Los Angeles, pp. 1”“9, 2008.
[15] SNI 1973, “Cara uji berat isi, volume produksi campuran dan kadar,” Badan Standar Nas. Indones., no. 1, p. 6684, 2016.
[16] SNI 2493-2011, “Tata Cara Pembuatan dan Perawatan Benda Uji Beton di Laboratorium,” Badan Standar Nas. Indones., p. 23, 2011, [Online]. Available: www.bsn.go.id
[17] SNI 7656:2012, “Tata Cara Pemilihan Campuran untuk Beton Normal, Beton Berat dan Beton Massa,” Badan Standarisasi Nas., p. 52, 2012.
[18] Badan Standardisasi Nasional, “SNI 03-1972-1990”¯: Metode Pengujian Slump Beton,” Badan Standar Nas. Indones., vol. 1, no. ICS 91.100.30, pp. 1”“12, 1990.
References
[2] Andres, “Kajian Kuat dan Perilaku Lentur Balok Beton Bertulang Akibat Besi yang Terkorosi NaCl,” p. 189, 2020.
[3] E. Walujodjati, J. A. Tjondro, S. Permana, and G. J. Johari, “Study of flexural strength on concrete bundled bars beams,” IOP Conf. Ser. Mater. Sci. Eng., vol. 1098, no. 2, p. 022062, 2021, doi: 10.1088/1757-899x/1098/2/022062.
[4] S. 1974-2011, “SNI 1974-2011 Cara Uji Kuat Tekan Beton dengan Benda Uji Silinder,” Badan Stand. Nas. Indones., p. 20, 2011.
[5] P. B. PU, “SNI 07-2529-1991 Metode Pengujian Tarik Baja Beton,” Sni 07-2529-1991, pp. 1”“9, 1991.
[6] Badan Standarisasi Nasional Indonesia, “SNI 4431-2011”¯: Cara Uji Kuat Lentur Beton Normal dengan Dua Titik Pembebanan,” Badan Standar Nas. Indones., p. 16, 2011.
[7] 2847:2013 SNI, “Persyaratan Beton Struktural untuk Bangunan Gedung,” Bandung Badan Stand. Indones., pp. 1”“265, 2013.
[8] SNI 03-2834-2000, “SNI 03-2834-2000: Tata cara pembuatan rencana campuran beton normal,” Sni 03-2834-2000, pp. 1”“34, 2000.
[9] Badan Standardisasi Nasional, “SNI ASTM C136:2012. Metode uji untuk analisis saringan agregat halus dan agregat kasar,” Badan Stand. Nas., pp. 1”“24, 2012.
[10] S. 1969:2008, “Cara Uji Berat Jenis dan Penyerapan Air Agregat Kasar,” Badan Standar Nas. Indones., p. 20, 2008.
[11] Badan Standardisasi Nasional, “SNI 2816:2014. Metode Uji Bahan Organik dalam Agregat Halus untuk Beton,” Badan Standar Nas. Indones., p. 10, 2014.
[12] SNI 03-4142-1996, “Metode Pengujian Jumlah Bahan dalam Agregat yang Lolos Saringan No 200 (0,075 mm),” Badan Standar Nas. Indones., vol. 200, no. 200, pp. 1”“6, 1996.
[13] BSN, “SNI 1971-2011 Cara Uji Kadar Air Total dengan Pengeringan,” Badan Stand. Nas. Indones., p. 6, 2011.
[14] Badan Standar Nasional Indonesia, “Sni 2417-2008 Cara uji keausan agregat dengan mesin abrasi Los Angeles,” Cara uji keausan Agreg. dengan mesin abrasi Los Angeles, pp. 1”“9, 2008.
[15] SNI 1973, “Cara uji berat isi, volume produksi campuran dan kadar,” Badan Standar Nas. Indones., no. 1, p. 6684, 2016.
[16] SNI 2493-2011, “Tata Cara Pembuatan dan Perawatan Benda Uji Beton di Laboratorium,” Badan Standar Nas. Indones., p. 23, 2011, [Online]. Available: www.bsn.go.id
[17] SNI 7656:2012, “Tata Cara Pemilihan Campuran untuk Beton Normal, Beton Berat dan Beton Massa,” Badan Standarisasi Nas., p. 52, 2012.
[18] Badan Standardisasi Nasional, “SNI 03-1972-1990”¯: Metode Pengujian Slump Beton,” Badan Standar Nas. Indones., vol. 1, no. ICS 91.100.30, pp. 1”“12, 1990.