Isi Artikel Utama
Abstrak
Industri pengolahan kulit disebut juga penyamakan kulit yang menggunakan kulit binatang (sapi, kerbau, atau kambing) disamak dengan menggunakan krom (Cr). Saat proses penyamakan kulit hanya sebagian kecil kromium saja yang digunakan, sisanya akan dibuang dan menjadi limbah. Kandungan kromium dalam limbah dapat menyebabkan toksisitas akut dan kronis terhadap lingkungan bahkan sangat berbahaya terhadap makhluk hidup. Salah satu limbah penyamakan kulit adalah limbah lumpur yang dihasilkan dari Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL). Kandungan kromium oksida yang ada di dalam limbah lumpur akan bereaksi dengan ion kalsium dan menghambat pembentukan portlandite dan C3S saat ditambahkan ke dalam semen. Sehingga penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh limbah lumpur penyamakan kulit pada kualitas paving block menurut SNI 03-0691-1996 dengan mengganti sebagian semen. Persentase limbah lumpur yang digunakan 0%, 10%, 15%, 20%, 25%, dan 30% dari berat semen. Kualitas paving block didasari dari hasil pengujian kuat tekan, daya serap, abrasi, dan ketahanan natrium sulfat. Hasil yang diperoleh dari penelitian ini adalah paving block dengan 10%; 15%; 20%; dan 25% limbah lumpur memiliki mutu B yang dapat digunakan sebagai pelataran parkir. Sedangkan paving block dengan 30% limbah lumpur memiliki mutu D yang dapat digunakan sebagai taman.
Kata Kunci
Rincian Artikel
References
-
[1] R. Fachria, H. Ramdan, and I. Aryantha, “Efektivitas pengolahan limbah cair industri penyamakan kulit Sukaregang Garut dengan adsorben karbon aktif dan ijuk,” J. Pengelolaan Lingkung. Berkelanjutan (Journal Environ. Sustain. Manag., 2020, doi: 10.36813/jplb.3.3.379-388.
[2] A. A. Al Mushowwiru and S. E. Fitria, “Pengaruh Entrepreneurial Marketing Terhadap Kinerja Umkm Sentra Kulit Garut Sukaregang,” J. Ilmu Sos. Polit. dan Hum., 2019, doi: 10.36624/jisora.v2i1.26.
[3] M. Maryudi, A. Rahayu, R. Syauqi, and M. K. Islami, “Teknologi Pengolahan Kandungan Kromium dalam Limbah Penyamakan Kulit Menggunakan Proses Adsorpsi: Review,” J. Tek. Kim. dan Lingkung., 2021, doi: 10.33795/jtkl.v5i1.207.
[4] V. Byzzanthi and W. Ermawati, “Green Accounting, Financial Literacy, and Financial Performance: A Case Study on Sukaregang Tannery Industrial Center in Garut, West Java Indonesia,” 2021. doi: 10.4108/eai.14-9-2020.2304661.
[5] D. Astuti, N. Sukmawati, R. Asyfiradayati, and S. Darnoto, “Kajian Literatur Tentang Reduksi Kromium dalam Air Limbah Penyamakan Kulit dengan Fitoremediasi,” Syntax Lit.”¯; J. Ilm. Indones., 2022, doi: 10.36418/syntax-literate.v7i1.5723.
[6] R. Fachria, H. Ramdan, and I. Aryantha, “Efektivitas pengolahan limbah cair industri penyamakan kulit Sukaregang Garut dengan adsorben karbon aktif dan ijuk,” J. Pengelolaan Lingkung. Berkelanjutan (Journal Environ. Sustain. Manag., vol. 3, no. 3, pp. 379”“388, Mar. 2019, doi: 10.36813/JPLB.3.3.379-388.
[7] S. Wiryodiningrat, “Pemanfaatan limbah lumpur padat dari industri penyamakan kulit untuk pembuatan bata beton pejal,” Maj. Kulit, Karet, dan Plast., vol. 26, no. 1, Dec. 2010, doi: 10.20543/mkkp.v26i1.225.
[8] J. MalaiÅ¡kiene, O. Kizinieviĉ, and V. Kizinieviĉ, “A study on tannery sludge as a raw material for cement mortar,” Materials (Basel)., 2019, doi: 10.3390/ma12091562.
[9] M. A. I. Juel, A. Mizan, and T. Ahmed, “Sustainable use of tannery sludge in brick manufacturing in Bangladesh,” Waste Manag., 2017, doi: 10.1016/j.wasman.2016.12.041.
[10] R. Dharmaraj et al., “Appraisal of Green Construction Material by Optimizing the Strength of Tannery Sludge Concrete,” IOP Conf. Ser. Mater. Sci. Eng., vol. 1145, no. 1, p. 012003, Apr. 2021, doi: 10.1088/1757-899x/1145/1/012003.
[11] S. Chen, Y. Liu, Y. Bie, P. Duan, and L. Wang, “Multi-scale performance study of concrete with recycled aggregate from tannery sludge,” Case Stud. Constr. Mater., 2022, doi: 10.1016/j.cscm.2022.e01698.
[12] Y. Ibrahim, M. A. Sidiqua, S. A. Jeddy, and R. T. Ahamed, “Fragmentary substitution of fine aggregate by tannery! sludge in concrete,” Indian J. Environ. Prot., vol. 38, no. 6, pp. 506”“510, Jun. 2018.
[13] G. Manojgan and L. Sabarigirivasan, “Utilization of tannery waste (tannery sludge) in concrete,” Pakistan J. Biotechnol., 2017.
[14] N. Sunmathi, R. Padmapriya, and J. S. Sudarsan, “Feasibility Study of Tannery Waste as an Alternative for Fine Aggregate in Concrete,” in Lecture Notes in Civil Engineering, 2022. doi: 10.1007/978-981-16-6403-8_34.
References
[2] A. A. Al Mushowwiru and S. E. Fitria, “Pengaruh Entrepreneurial Marketing Terhadap Kinerja Umkm Sentra Kulit Garut Sukaregang,” J. Ilmu Sos. Polit. dan Hum., 2019, doi: 10.36624/jisora.v2i1.26.
[3] M. Maryudi, A. Rahayu, R. Syauqi, and M. K. Islami, “Teknologi Pengolahan Kandungan Kromium dalam Limbah Penyamakan Kulit Menggunakan Proses Adsorpsi: Review,” J. Tek. Kim. dan Lingkung., 2021, doi: 10.33795/jtkl.v5i1.207.
[4] V. Byzzanthi and W. Ermawati, “Green Accounting, Financial Literacy, and Financial Performance: A Case Study on Sukaregang Tannery Industrial Center in Garut, West Java Indonesia,” 2021. doi: 10.4108/eai.14-9-2020.2304661.
[5] D. Astuti, N. Sukmawati, R. Asyfiradayati, and S. Darnoto, “Kajian Literatur Tentang Reduksi Kromium dalam Air Limbah Penyamakan Kulit dengan Fitoremediasi,” Syntax Lit.”¯; J. Ilm. Indones., 2022, doi: 10.36418/syntax-literate.v7i1.5723.
[6] R. Fachria, H. Ramdan, and I. Aryantha, “Efektivitas pengolahan limbah cair industri penyamakan kulit Sukaregang Garut dengan adsorben karbon aktif dan ijuk,” J. Pengelolaan Lingkung. Berkelanjutan (Journal Environ. Sustain. Manag., vol. 3, no. 3, pp. 379”“388, Mar. 2019, doi: 10.36813/JPLB.3.3.379-388.
[7] S. Wiryodiningrat, “Pemanfaatan limbah lumpur padat dari industri penyamakan kulit untuk pembuatan bata beton pejal,” Maj. Kulit, Karet, dan Plast., vol. 26, no. 1, Dec. 2010, doi: 10.20543/mkkp.v26i1.225.
[8] J. MalaiÅ¡kiene, O. Kizinieviĉ, and V. Kizinieviĉ, “A study on tannery sludge as a raw material for cement mortar,” Materials (Basel)., 2019, doi: 10.3390/ma12091562.
[9] M. A. I. Juel, A. Mizan, and T. Ahmed, “Sustainable use of tannery sludge in brick manufacturing in Bangladesh,” Waste Manag., 2017, doi: 10.1016/j.wasman.2016.12.041.
[10] R. Dharmaraj et al., “Appraisal of Green Construction Material by Optimizing the Strength of Tannery Sludge Concrete,” IOP Conf. Ser. Mater. Sci. Eng., vol. 1145, no. 1, p. 012003, Apr. 2021, doi: 10.1088/1757-899x/1145/1/012003.
[11] S. Chen, Y. Liu, Y. Bie, P. Duan, and L. Wang, “Multi-scale performance study of concrete with recycled aggregate from tannery sludge,” Case Stud. Constr. Mater., 2022, doi: 10.1016/j.cscm.2022.e01698.
[12] Y. Ibrahim, M. A. Sidiqua, S. A. Jeddy, and R. T. Ahamed, “Fragmentary substitution of fine aggregate by tannery! sludge in concrete,” Indian J. Environ. Prot., vol. 38, no. 6, pp. 506”“510, Jun. 2018.
[13] G. Manojgan and L. Sabarigirivasan, “Utilization of tannery waste (tannery sludge) in concrete,” Pakistan J. Biotechnol., 2017.
[14] N. Sunmathi, R. Padmapriya, and J. S. Sudarsan, “Feasibility Study of Tannery Waste as an Alternative for Fine Aggregate in Concrete,” in Lecture Notes in Civil Engineering, 2022. doi: 10.1007/978-981-16-6403-8_34.