Isi Artikel Utama

Abstrak

Tanah lempung ekspansif merupakan jenis tanah yang mempunyai sifat kembang susut tinggi apabila terjadi perubahan kadar air. Tanah jenis ini banyak ditemukan di Kabupaten Lombok Tengah bagian selatan. Salah satu metode untuk memperbaiki kondisi tanah ekspansif, yaitu dengan stabilisasi secara kimiawi menggunakan fly ash. Karena fly ash mengandung silika dan aluminat sebagai bahan puzzolan, sehingga dapat meningkatkan kekuatan daya dukung dan memperkecil kompressibilitas tanah. Namun di daerah beriklim tropis, perubahan musim menyebabkan terjadinya perubahan kadar air karena proses pembasahan-pengeringan berulang, sehingga dapat mengakibatkan perubahan kekuatan dan kompressibilitas tanah lempung ekspansif yang telah distabilisasi. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh siklus pembasahan-pengeringan berulang terhadap kompressibilitas tanah lempung ekspansif yang telah distabilisasi dengan fly ash. Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental di laboratorium dengan sampel tanah dari desa Tanak Awu Kecamatan Penujak, Lombok Tengah dan fly ash dari PLTU Jeranjang, Desa Taman Ayu Kecamatan Gerung, Lombok Barat. Tanah lempung ekspansif distabilisasi dengan fly ash (5%, 10%, 15%, 20%) dan dipadatkan dengan kadar air optimum untuk mendapatkan persentase fly ash yang efektif sebagai bahan stabilisator. Proses pembasahan-pengeringan dilakukan terhadap tanah lempung + fly ash efektif, dengan pengulangan siklus 2x, 4x, dan 6x. Persentase pembasahan adalah 25%, 50%, 75% dan 100% (Winundasi -Woptimum) sedangkan persentase pengeringan adalah kering udara 25%, 50%, 75% dan 100%. Selanjutnya dilakukan pengujian konsolidasi pada kondisi sebelum dan setelah siklus pembasahan-pengeringan berulang. Hasil penelitian menunjukkan bahwa persentase campuran fly ash yang efektif sebagai bahan stabilisasi adalah 15%, dipadatkan dengan gdmaks = 1,365 gr/cm3 dan wopt = 21%. Siklus pembasahan-pengeringan berulang mempengaruhi kompressibilitas tanah lempung ekspansif yang telah distabilisasi dengan 15% fly ash. Semakin besar jumlah siklus pembasahan-pengeringan mengakibatkan penurunan nilai indeks kompressibilitas (Cc) dan meningkatkan nilai indeks pengembangan (Cs). Karena setelah proses pembasahan-pengeringan terjadi peningkatan angka pori tanah yang menyebabkan potensi untuk mengalami pengembangan menjadi lebih besar dan penurunan yang terjadi juga meningkat.


 


 

Kata Kunci

lempung ekspansif fly ash pembasahan- pengeringan kompressibilitas

Rincian Artikel

Cara Mengutip
[1]
T. Sulistyowati, “Kompressibilitas Lempung Ekspansif Yang Distabilisasi dengan Fly Ash Akibat Siklus Pembasahan Pengeringan Berulang”, Jurnal Konstruksi, vol. 21, no. 1, hlm. 137–147, Mei 2023.

References

    [1] Hardiyatmo, H.C., 2013, Stabilisasi Tanah Untuk Perkerasan Jalan, Gadjah Mada University Press, Yogyakarta.
    [2] A.R. Estabragh, B. Parsaei, A.A. Javadi, 2014, Laboratory investigation of the effect of cyclic wetting and drying on the behavior of an expansive soil, Soils and Foundations, Volume 55, Issue 2, April 2015, Pages 304-314, https://doi.org/10.1016/j.sandf.2015.02.007
    [3] Ingles dan Metcalf, 1972. Soil Stabilization Principle and Practice Butterworths. Sydney. Melbourne. Brisbane.
    [4] Sutikno, Damianto, B., 2009, Stabilisasi Tanah Ekspansif Dengan Penambahan Kapur (Lime): Aplikasi Pada Pekerjaan Timbunan, Jurnal Teknik Sipil dan Perencanaan, Vol. 11, No. 2 (Juli), p. 101-108, https://journal.unnes.ac.id/nju/index.php/jtsp/article/viewFile/1718/1904
    [5] E. Setyono, Sunarto dan K. Wirasetiyo, 2018, Pengaruh bahan tambah fly ash terhadap karakteristik tanah lempung ekspansif di daerah Dringu Kabupaten Probolinggo, Jurnal Media Teknik Sipil, Vol.16, No.1, pp : 29-34, Februari 2018, https://doi.org/10.22219/jmts.v16i1.5452
    [6] Peraturan Pemerintah Nomor 22 Tahun 2021 tentang Penyelenggaraan Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup, Sekretariat Negara Republik Indonesia, 1(078487A), 483. https://jdih.setkab.go.id/PUUdoc/176367/PP_Nomor_22_Tahun_2021.pdf
    [7] Elsy E. Hangge, Rosmiyati A. Bella, Martha C. Ullu, 2021, Pemanfaatan fly ash untuk stabilisasi tanah dasar lempung ekspansif, Jurnal Teknik Sipil, Vol. 10, No. 1, April 2021, https://ced.petra.ac.id/index.php/jurnal-teknik-sipil/article/view/23803
    [9] Andriani, R. Yuliet, and F.L. Fernandez, Pengaruh penggunaan semen sebagai bahan stabilisasi pada tanah lempung daerah lambung bukit terhadap nilai CBR tanah, Jurnal Rekayasa Sipil, Vol.8, No.1, pp. 2944, Februari 2012, https://doi.org/10.25077/jrs.8.1.29-44.2012
    [10] Nanda Dwi Wahyuni, Andius D. Putra, Aminudin Syah, Iswan, 2021, Kinerja Fly Ash terhadap Stabilisasi Tanah Lunak sebagai Material Perbaikan Tanah Dasar (Subgrade), JRSDD, Edisi September 2021, Vol.9, No.3, Hal:547-558, http://repository.lppm.unila.ac.id/36859/1/Nanda%20Dwi%20Wahyuni%20dkk.pdf
    [11] Benny Christian L. Tobing, Suroso, Yulvi Zaika, 2014, Pengaruh Lama Waktu Curing Terhadap Nilai CBR Dan Swelling Pada Tanah Lempung Ekspansif Di Bojonegoro Dengan Campuran 15% Fly Ash, Jurnal Teknik Sipil Universitas Brawijaya, Volume 1 No. 2, http://sipil.studentjournal.ub.ac.id/index.php/jmts/article/view/85
    [12] Fedriawan, Athaya Zhafirah, 2022, Penurunan Tanah Berdasarkan Hasil Uji Konsolidasi di Laboratorium, Jurnal Konstruksi, Vol. 20; No. 2; 2022; Hal 234-239, https://doi.org/10.33364/konstruksi/v.20-2.1145
    [13] Kukuh Prihatin (2015), Pengaruh penambahan fly ash pada tanah lempung terhadap parameter konsolidasi, Jurnal Inersia Volume VII No. 1 Tahun 2015, http://e-journal.polnes.ac.id/index.php/inersia/article/view/50/29
    [14] Yanli Qi ,1Ming Zhou Bai, Hao Zhou, Hai Shi, Pengxiang Li, and Bohu He. 2021, Study on the Mechanical Properties of Red Clay under Drying-Wetting Cycles, Advances in Materials Science and Engineering Volume 2021, Article ID 8665167, 16 pages, https://www.hindawi.com/journals/amse/2021/8665167/