Isi Artikel Utama

Abstrak

Bendungan Leuwikeris adalah bendungan yang dibangun di dua kabupaten yaitu Kabupaten Ciamis dan Kabupaten Tasikmalaya. Salah satu bangunan dari bendungan adalah kolam olak. Kolam olak dibangun untuk meredam energi yang terkandung dalam aliran dengan memanfaatkan loncatan hidraulis dari suatu aliran yang berkecepatan tinggi. Jenis kolam olak yang ada pada Bendungan Leuwikeris ini adalah tipe USBR II dimana memiliki nilai bilangan Froude lebih dari 4,5 dan debit lebih dari 60m³/detik. Penelitian yang dilakukan kali ini, menghitung besaran nilai kehilangan energi pada kolam olak Bendungan Leuwikeris dengan tipe kolam olak USBR II. Dalam mencari besaran nilai kehilangan energi, dibutuhkan debit Bendungan Leuwikeris dengan menggunakan pemodelan. Pemodelan debit menggunakan meode NRECA dengan mengkalibrasi dengan debit yang sudah ada yaitu debit di Cirahong. Pemodelan debit juga digunakan dengan perhitungan metode distribusi normal, log normal, gumbel dan log pearson tipe III. Hasil dari perhitungan tersebut berupa nilai NSE sebesar 0,756 pada debit pemodelan dengan metode NRECA dan di kalibrasi dengan besar debit Cirahong selama 5 Tahun dan besar energi yang hilang pada kolam olak sebesar 4,78 meter.

Kata Kunci

Debit Energi Kalibrasi Kolam Olak Nreca Debit Energi Kalibrasi Kolam Olak Nreca

Rincian Artikel

Cara Mengutip
[1]
A. C. M. Komalasari dan S. Permana, “Analisis Kolam Olak Bendungan Leuwikeris Kabupaten Ciamis-Tasikmalaya”, Jurnal Konstruksi, vol. 22, no. 1, hlm. 31–39, Mei 2024.

References

  1. M. P. U. dan P. R. R. Indonesia, “Peraturan Meteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat,” Perekon. Drh., p. 32, 2015.
  2. D. A. N. Pewawancara, Optimalisasi Fungsi Sungai Citandu y.
  3. L. R. Pambudi and M. Ichsandi, “Metode Pelaksanaan Pembangunan Terowongan Bangunan Pengelak (Tunnel) Pada Proyek Waduk Bendo,” Inst. Technol. Sepuluh Novemb., 2017.
  4. P. Pendidikan, P. Sumber, D. Air, and Konstruksi, “Modul 8 Desain Bangunan Pelengkap,” Pendidikan, Pus. Sumber, Pelatih. Air dan Daya Konstr., pp. 25–55, 2017.
  5. I. Inayatullah and A. Winasis, “Analisis Kinerja Sistem Daerah Irigasi Bendung Cikeusik Kabupaten Kuningan,” Jurnal Konstruksi. 2020.
  6. P. Irawan, Hendra, J. Ikhsan, and N. K. S. , Sri Atmaja, “Analisis Dan Pemetaan Isohyet Curah Hujan Berbagai Periode Ulang Tahun (Puh) Das Citanduy Hulu,” J. Ilm. Tek. Sipil, vol. 1, no. 2, pp. 63–69, 2020.
  7. D. H. U. Ningsih, “Metode Thiessen Polygon untuk Ramalan Sebaran Curah Hujan Periode Tertentu,” Stikubank Univ., vol. 17, no. 2, pp. 154–163, 2017.
  8. Badan Standardisasi Nasional, “SNI 2415:2016 - Tata cara perhitungan debit banjir rencana,” 2016.
  9. K. W. Widyaningsih, D. Harisuseno, and W. Soetopo, “Perbandingan Metode FJ. Mock dan NRECA untuk Transformasi Hujan Menjadi Debit pada DAS Metro Kabupaten Malang, Jawa Timur,” J. Teknol. dan Rekayasa Sumber Daya Air, vol. 1, no. 1, pp. 52–61, 2021, doi: 10.21776/ub.jtresda.2021.001.01.05.
  10. S. Permana and A. Susetyaningsih, “Model Nreca Untuk Prediksi Ketersediaan Air Di Daerah Irigasi Citanduy Kota Tasikmalaya,” vol. 12, no. 1, pp. 153–164, 2022.
  11. E. Suhartanto, E. N. Cahya, and L. Maknun, “Analisa Limpasan Berdasarkan Curah Hujan Menggunakan Model Artifical Neural Network (Ann) Di Sub Das Brantas Hulu,” J. Tek. Pengair., vol. 10, no. 2, pp. 134–144, 2019, doi: 10.21776/ub.pengairan.2019.010.02.07.
  12. Patel, “Bagian - Bagian Bendungan,” pp. 9–25, 2019.
  13. B. Di and D. Darok, “Olak Tipe Vlughter Pada,” 2020.
  14. R. Dara, “Analisa Uji Model Fisik Pelimpah Bendungan Sukahurip Di Kabupaten Pangandaran Jawa Barat,” J. Tek. Pengair., vol. 6, no. 1, pp. 14–21, 2018.
  15. Direktorat Jendral SDA, “Standar Perencanaa Irigasi 01,” J. Chem. Inf. Model., vol. 53, no. 9, pp. 1689–1699, 2013.