Isi Artikel Utama

Abstrak

Limbah bulu domba Garut merupakan serat yang mempunyai nilai derajat putus benang mentah sebesar 1,76 newton dan memiiki panjang sekitar 2 ”“ 5 cm, Tingkat perternakan domba yang semakin meningkat mengakibatkan limbah bulu domba pun semakin banyak, sementara penanganan limbah bulu domba sangat kurang diperhatikan padahal bulu domba ini merupakan bahan yang sulit untuk diurai oleh bakteri pengurai dalam tanah, sehingga menjadikan limbah yang menumpuk, menghasilkan bau yang tidak sedap dan mencemari lingkungan. karakteristik bulu domba Garut yang kasar menjadikan kurang di manfaatkan menjadi bahan wol. Pemanfaatan limbah bulu domba Garut direncanakan untuk mengurangi permasalahan pada beton yang sering timbul pada saat pembuatan beton yaitu munculnya gejala keretakan yang disebabkan oleh tegangan tarik. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh campuran limbah bulu domba Garut terhadap uji kuat tekan dan kuat tarik beton pada umur beton 28 hari dengan variasi campuran limbah bulu domba Garut 0 %, 1%, dan 3%. Penelitian ini menggunakan metode eksperimental di laboratorium, menghasilkan kuat tekan beton normal sebesar 22,33  MPa sudah mengetahui syarat yang telah direncanakan, sedangkan untuk hasil pengujian kuat tekan beton dengan campuran bulu domba Garut pada variasi 1% sebesar 9,03 MPa, dan variasi 3% sebesar 5,90 MPa, sedangkan untuk kuat tarik belah beton normal sebesar 1,46 MPa, dan variasi 1% sebesar 1,23 MPa, dan variasi 3% kuat tarik sebesar 1,19 MPa. Berdasarkan hasil pengujian campuran limbah bulu domba Garut pada kuat tekan dan kuat tarik belah beton normal mengalami grafik penurunan.

Kata Kunci

Beton Kuat Tarik Beton Kuat Tekan Beton Limbah Bulu Domba Garut

Rincian Artikel

Cara Mengutip
[1]
E. A. H. Mubarok, D. Yogaswara, dan M. S. Nugraha, “Pemanfaatan Limbah Bulu Domba Garut Terhadap Kuat Tekan dan Kuat Tarik Beton”, Jurnal Konstruksi, vol. 23, no. 1, hlm. 283–291, Mei 2025.

References

    [1] E. H. M. Suripto Suripto, Muhammad Haikal Abdi, “Jurnal Talenta Sipil,” vol. 5, no. 1, pp. 134”“143, 2022, doi: 10.33087/talentasipil.v7i1.375.
    [2] Badan Standardisasi Nasional, “Tata Cara Perhitungan Struktur Beton Untuk Bangunan Gedung. SNI 03-2847-2002,” Bandung Badan Stand. Nas., p. 251, 2002.
    [3] B. S. Nasional, “Sni 7656:2012,” Tata Cara Pemilihan Campuran untuk Bet. Norm. Bet. Berat dan Bet. Massa, 2012.
    [4] T. Mulyono, :“As Teknik Suma Purwokerto,” p. 368, 2005.
    [5] Badan Standardisasi Nasional (BSN), “SNI 7064-2014 Semen Portland Komposit,” Badan Stand. Nas., pp. 1”“128, 2014.
    [6] P. T. Beton, “Buku pedoman,” 2020.
    [7] SNI-1974, “Cara Uji Kuat Tekan Beton dengan Benda Uji Silinder,SNI 1974-2011,” Badan Stand. Nas. Indones., p. 20, 2011.
    [8] K. Tjokrodimuljo, Teknologi Beton. 2007.
    [9] R. Dari and K. Goni, “Tugas akhir stud! besaran mekanik beton den gan penambahan sera t rosela dari karung goni,” 2011.
    [10] I. Ardiyanti and M. Firmansyah, “Pengaruh Penggunaan Serat Bulu Ayam Sebagai Bahan Tambahan Pada Campuran,” Univ. Negeri Surabaya, 2021.
    [11] K. Umizakiah, M. Yamin, and M. S. Soenarno, “Karakteristik fisik wol domba batur dan domba garut,” J. Ilmu Produksi dan Teknol. Has. Peternak., vol. 2, no. 1, pp. 243”“250, 2014.
    [12] W. Kartini, “Penggunaan serat polypropylene untuk meningkatkan kuat tarik belah beton,” Rekayasa Perenc., vol. 4, no. 1, pp. 1”“13, 2007, [Online]. Available: http://eprints.upnjatim.ac.id/1306/
    [13] Y. Andika and A. Rematobi, “Kuat Tarik Beton Akibat Penambahan Serat Kulit Kayu Gnetum Gnemon (Melinjo),” J. Karkasa, vol. 6, no. 2, pp. 56”“59, 2020.
    [14] B. A. B. Iii and L. Teori, “atau semen hidrolis lainnya, agregat halus, agregat kasar dan air, dengan atau tanpa bahan tambahan yang membentuk massa padat. Seiring dengan penambahan umur, beton akan semakin mengeras dan akan mencapai kekuatan rencana (,” pp. 8”“25, 2002.
    [15] M. Duldjaman and T. R. Wiradarya, “Daya Pintal dan Kekuatan Benang Bulu Domba Priangan dan Peranakan Merino,” vol. 29, no. 3, pp. 187”“192, 2006.