Isi Artikel Utama

Abstrak

Proyek apartemen dapat dikatakan sebagai proyek yang berisiko sangat tinggi karena besarnya bobot pekerjaan dan tingginya struktur yang akan dibangun. Risiko pada proyek konstruksi sangatlah banyak dan bervariasi, diantaranya risiko biaya proyek, produktivitas pekerja, mutu dan waktu pelaksanaan. Risiko yang harus lebih diperhatikan adalah risiko kesehatan dan keselamatan kerja (K3). Dengan adanya manajemen risiko ini diharapkan kecelakaan kerja yang terjadi dapat dikurangi, sehingga jika terjadi kecelakaan kerja maka dampak dari kecelakaan tersebut tidak akan berpengaruh banyak dan menghambat pekerjaan yang lainnya. Pada penelitian ini akan diidentifikasi bahaya K3, penilaian risiko K3 serta bagaimana cara mengendalikan terhadap risiko K3 yang ada pada pekrejaan upper structure dengan metode penilaian risiko berdasarkan dari NHS Highland yang diadopsi dari AS/NZS 4360:2004 Risk Management. Analisis risiko dilakukan dengan melakukan identifikasi risiko dengan cara review data, interview dan kuisioner. Setelah melakukan identifikasi, nilai dampak dan frekuensi dikalikan untuk mendapatkan nilai tingkat risiko pada tiap faktor risiko. Evaluasi risiko adalah hal selanjutnya yang dilakukan dengan mengurutkan nilai risiko mulai dari yang terbesar sampai terkecil, kemudian melakukan penangan/pengendalian risiko agar tidak berpengaruh besar pada tujuan proyek. Dari hasil penilaian risiko ditemukan risiko yang paling besar adalah potensi risiko beton keropos dalam pekerjaan pengecoran dengan indeks nilai risiko sebesar 10,55.

Rincian Artikel

Cara Mengutip
[1]
F. N. Anwar, I. Farida, dan A. Ismail, “ANALISIS MANAJEMEN RISIKO KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA (K3) PADA PEKERJAAN UPPER STRUCTURE GEDUNG BERTINGKAT (STUDI KASUS PROYEK SKYLAND CITY ”“ JATINANGOR)”, Jurnal Konstruksi, vol. 12, no. 1, Apr 2016.