Isi Artikel Utama

Abstrak

Seiring berkembangnya kemajuan zaman terutama bidang industri kontruksi di Indonesia yang tumbuh dan berkembang cukup pesat. Menuntut sebuah permintaan akan kebutuhan teknologi kontruksi yang mengharapkan suatu desain yang safety, serviceability, dan ekonomis, sekarang ini penggunaan material baja ringan sebagai kontruksi atap banyak digunakan sebagai alternatif pengganti dari material kayu maupun baja konvensional. Kenyataannya kontruksi atap dengan material ini banyak mengalami kegagalan struktur yang sebagian besar disebabkan oleh kesalahan analisis maupun kualitas bahan. Berdasarkan kegagalan yang sering terjadi, dengan menggunakan alat uji tarik (Universal Testing Machine) dari PUSKIM Cileunyi. maka perlu diteliti untuk mengetahui apakah mutu bahan baja ringan yang beredar di Garut, sesuai dengan yang disyaratkan untuk keperluan struktur yaitu G550 atau 550 Mpa. Dengan melakukan penelitian eksperimental pengujian kuat tarik di Laboratorium, untuk dapat diketahui secara pasti kuat tarik sehingga dapat ditentukan kemampuan bahan. Hasil data yang diperoleh dari pengujian kuat tarik sampel baja ringan yang berbeda merek sebanyak lima merek di wilayah Garut ialah berupa grafik dan kuat tarik material baja ringan.Untuk sampel I C, I R, II R, dan III C memiliki kuat tarik diatas standar 550 Mpa, sedangkan untuk sampel yang lain memiliki kuat tarik dibawah standar 550 Mpa.

Rincian Artikel

Cara Mengutip
[1]
Reno Rukanda dan Eko Walujodjati, “Studi Analisa Kuat Tarik Material Baja Ringan Yang Digunakan Pada Bangunan Di Kabupaten Garut”, Jurnal Konstruksi, vol. 15, no. 1, hlm. 1–14, Agu 2017.

References

    SNI-7971-2013, Struktur Baja Canai Dingin, Badan Standardisasi Nasional
    Sastranegara A, Mengenal Uji tarik dan sifat – sifat Mekanik Logam. http://www.azhari.blogspot.com, 2013
    www.ilmusipil.com, Sejarah dan Pengertian Baja
    Widianto D, Ir, Uji eksperimental kuat tarik, kuat tekan dan lentur profil baja ringan,2013
    Zainuri Muhib A, 2008, Kekuatan Bahan, ANDI, Yogyakarta