Isi Artikel Utama
Abstrak
Padatnya pergerakan lalu lintas menyebabkan penumpukan kendaraan dititik tertentu yang mengakibatkan kemacetan dikarenakan padatnya volume dan tingginya hambatan samping sehingga mempengaruhi kapasitas jalan, khususnya pada Ruas Jalan Jendral Ahmad Yani yang berada di wilayah Kabupaten Garut yang merupakan daerah komersial. Hal ini tentunya dapat mengakibatkan kerugian finansial bagi pengguna jalan yang berdampak pada pemborosan bahan bakar minyak. Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui kerugian finansial akibat kemacetan ditinjau dari bahan bakar minyak pada jenis kendaraan yang berbeda dengan melalui pengolahan data menggunakan metode yang diterbitkan Departemen Perkjaan Umum PD-T-15- 2005-B untuk mencari biaya konsumsi bahan bakar dan MKJI 1997 untuk menganalisis ruas jalan. Dari hasil analisis didapatkan nilai kerugian finansial tertinggi akibat kemacetan ditinjau dari bahan bakar minyak dengan berbagai jenis kendaraan berbahan bakar premium dan solar di Minggu kesatu dan Minggu kedua adalah pada Hari Rabu dengan total pertahun Rp.4,836,235,04/Km untuk Minggu
kesatu dan Rp. 5,163,933,13/Km untuk Minggu kedua. Tingginya nilai kerugian pada Hari Rabu diakibatkan oleh rendahnya kecepatan kendaraan dan padatnya volume lalu lintas yang menyebabkan kerugian lebih besar. Dengan besarnya nilai kerugian yang ditimbulkan kemacetan alangkah baiknya nilai kerugian tersebut disalurkan untuk perbaikan sarana dan prasarana jalan agar dapat mengurangi nilai kerugian bahan bakar minyak.
Rincian Artikel
References
-
[1] Agyapong, F., & Ojo, T. K. (2018). Managing traffic congestion in the Accra Central Market,
Ghana. Jurnal Of Urban Management, 85-96.
[2] Alamsyah, A. A. (2008). Rekayasa Lalu Lintas Edisi Revisi. Malang: Universitas
Muhamamadiyah Malang.
[3] Andriansyah, D. (2015). Manajemen Transportasi Dalam Kajian Dan Teori. Jakarta Pusat:
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Prof. Dr. Moestopo Beragama.
[4] Departemen Pekerjaan Umum (2005). Pedoman Konsturksi Dan Bangunan Pd T-15-2005-B
Perhitungan Biaya Operasi Kendaraan Bagian I : Biaya Tidak Tetap.
[5] Direktorat Jendral Bina Marga (1997). Manual Kapasitas Jalan Indonesia 1997. Jakarta : Bina
Jalan Kota (Binkot).
[6] Fahrudin (2014). Analisis Bangkitan Tarikan Perjalanan Pada Jalan Patimura Kabupaten
Seleman. Jurnal Transportasi, 15-16.
[7] Putranto, P. L. (2016). Rekayasa Lalu Lintas Edisi 3. Jakarta Barat: PT.Indeks.
[8] Sugiyanto, G. (2007). Kajian Penerapan “Congestion Charging” untuk Meningkatkan
Penggunaan Angkutan Umum. Program Magister Teknik Sipil Bidang Rekayasa Transportasi
Institut Teknologi Bandung.
[9] Susilo, P. B. (2015). Rekayasa Lalu Lintas Edisi Revisi. Jakarta: Universitas Trisakti.
[10] Tamin, O. Z. (2008). Perencanaan,Pemodelan, & Rekayasa Transportasi. Bandung: Institut
Teknologi Bandung.
References
Ghana. Jurnal Of Urban Management, 85-96.
[2] Alamsyah, A. A. (2008). Rekayasa Lalu Lintas Edisi Revisi. Malang: Universitas
Muhamamadiyah Malang.
[3] Andriansyah, D. (2015). Manajemen Transportasi Dalam Kajian Dan Teori. Jakarta Pusat:
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Prof. Dr. Moestopo Beragama.
[4] Departemen Pekerjaan Umum (2005). Pedoman Konsturksi Dan Bangunan Pd T-15-2005-B
Perhitungan Biaya Operasi Kendaraan Bagian I : Biaya Tidak Tetap.
[5] Direktorat Jendral Bina Marga (1997). Manual Kapasitas Jalan Indonesia 1997. Jakarta : Bina
Jalan Kota (Binkot).
[6] Fahrudin (2014). Analisis Bangkitan Tarikan Perjalanan Pada Jalan Patimura Kabupaten
Seleman. Jurnal Transportasi, 15-16.
[7] Putranto, P. L. (2016). Rekayasa Lalu Lintas Edisi 3. Jakarta Barat: PT.Indeks.
[8] Sugiyanto, G. (2007). Kajian Penerapan “Congestion Charging” untuk Meningkatkan
Penggunaan Angkutan Umum. Program Magister Teknik Sipil Bidang Rekayasa Transportasi
Institut Teknologi Bandung.
[9] Susilo, P. B. (2015). Rekayasa Lalu Lintas Edisi Revisi. Jakarta: Universitas Trisakti.
[10] Tamin, O. Z. (2008). Perencanaan,Pemodelan, & Rekayasa Transportasi. Bandung: Institut
Teknologi Bandung.