Isi Artikel Utama

Abstrak

Indonesia merupakan daerah yang beriklim tropis dimana pada musim penghujan mempunyai curah hujan yang relatif cukup tinggi, dan seringkali mengakibatkan terjadinya banjir. Perkembangan wilayah dan meningkatnya populasi penduduk memicu adanya aktivitas-aktivitas baru yang berpengaruh pada pola penggunaan air yang tersedia. Sungai Ciwulan merupakan salah satu sungai di Provinsi Jawa Barat yang berhulu di Gunung Cikuray dan Gunung Karacak di Kabupaten Garut yang memiliki panjang 114 km dan bermuara ke Samudera Indonesia di Kabupaten Tasikmalaya. Lokasi yang dijadikan objek penelitian ini yaitu bendung Biuk yang ada pada DAS Ciwulan hulu yang teletak di perbatasan Kabupaten Garut dan Kabupaten Tasikmalaya tepatnya di Kecamatan Salawu Kabupaten Tasikmalaya dengan luas DAS 31,69 km2 serta areal potesial sebesar 1140 ha. Dalam penelitian ini menggunakan satu data curah hujan dari stasiun curah hujan terdekat dengan periode 10 tahun dari tahun 2007 sampai dengan 2017. Hidrograf Satuan Sintesis yang digunakan yaitu HSS Nakayasu dan HSS Snyder. Dalam mencari besaran debit andalan menggunakan metode Fj Mock serta metode Thornthwaite untuk menganalisa evapotranspirasi (ET0). Dari hasil perhitungan debit puncak rencana pada aliran sungai Ciwulan hulu dengan metode HSS Nakayasu menghasilkan debit puncak rencana sebesar 104,7588 m3/det, sedangkan pada metode HSS Snyder debit puncak rencana yang dihasilkan sebesar 101,23 m3/det. Pada analisis ketersediaan dan kebutuhan air, persentase terpenuhi terbesar terjadi pada bulan Februari setengah bulanan pertama dengan persentase 419,82%. Namun pada bulan Agustus setengah bulanan kedua mengalami kekurangan air dengan persentasi terpenuhi hanya 20,45%.

Rincian Artikel

Cara Mengutip
[1]
M. S. K. . Saputra dan S. Permana, “Analisis Debit Puncak Rencana Serta Keseimbangan Air Irigasi Pada Daerah Aliran Sungai Ciwulan Hulu Kabupaten Tasikmalaya”, Jurnal Konstruksi, vol. 16, no. 2, hlm. 28–39, Okt 2018.

References

    [1] Asdak, C. 2010. Hidrologi dan Pengelolaan Daerah Aliran Sungai. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.

    [2] Br., Sri Harto. 2000. Hidrologi, Teori-Masalah-Penyelesaian. Yogyakarta: Nafiri Offset.

    [3] Buku Ajar Irigasi Teknik Sipil, Sekolah Tinggi Teknologi Garut.

    [4] C. D, Soemarto. 1999. Hidrologi Teknik. Penerbit Erlangga: Jakarta.

    [5] Hartanto, P. (2017). Ris.Geo.Tam Vol. 27, No.2. Perhitungan Neraca Air DAS Cidanau Menggunakan Metode Thornthwaite, 213-225.

    [6] Hasmar, H.A Halim. 2011. Drainase Perkotaan. UII Press, Yogyakarta.

    [7] Mawardiana. (2018). Jurnal Ilmiah Pertanian Volume 15, No. 1. Analisis Neraca Air Lahan Di Sub DAS Krueng Jreue Kabupaten Aceh Besar, 1-6.

    [8] Pratomo, M. I. (2014). e-Jurnal Matriks Teknik Sipil. Analisis Hidrograf Aliran Daerah Aliran Sungai Keduang Dengan Beberapa Metode Hidrograf Satuan Sintetis, 360-368.

    [9] Sandy I.M., 1987. Iklim Regional Indonesia. Jakarta: Jurusan Geografi FMIPA Universitas Indonesia.

    [10] Siby, E. P. (2013). Jurnal Sipil Statik Vol.1 No.4. Studi Perbandingan Hidrograf Satuan Sintetik Pada Daerah Aliran Sungai Ranoyapo, 259-269.

    [11] Sukmanda, R. M. (2016). Analisa Ketersediaan Dan Kebutuhan Air Pada Daerah Aliran Sungai Percut Untuk Memenuhi Kebutuhan Air Bersih Di Kabupaten Deli Serdang, 1-11.

    [12] Surentu, A. A. (2016). Jurnal Sipil Statik Vol.4 No.11. Analisa Debit Banjir Sungai Ranoyapo Di Desa Lindangan, Kec.Tompaso Baru, Kab. Minahasa Selatan, 665-674.

    [13] Sosrodarsono Suyono & Kensaku Takeda, 1993, Hidrologi untuk Pengairan, PT. Pradnya Paramitha, Jakarta.

    [14] Sudjarwadi. 1987. Teknik Sumber Daya Air. Diktat Kuliah Jurusan Teknik Sipil. Yogyakarta.

    [15] Suripin. 2003. Sistem Drainase Perkotaan Berkelanjutan. Yogyakarta: Penerbit ANDI.

    [16] Wilson, E.M., 1993. Hidrologi Teknik. Penerbit ITB, Bandung.