Isi Artikel Utama

Abstrak

Kemacetan lalu lintas bisa terjadi karena ketidakseimbangan antara jumlah penduduk, jumlah kendaraan yang semakin bertambah dari tahun ke tahun, dan jumlah ruas jalan yang ada atau tersedia. Pada tahun 2016 jumlah penduduk Tasikmalaya sebanyak 1.808.506 jiwa, sedangkan pada tahun 2017 jumlah penduduk Tasikmalaya sebanyak 1.976.884 jiwa. Panjang jalan Nasional Kota Tasikmalaya sepanjang 38,28 Km Jalan Nasional dan 137,38 Km Jalan Provinsi (BPS, 2016), sedangkan kendaraan yang beroperasi di Tasikmalaya pada Tahun 2016 mencapai 1.165.855 kendaraan. Salah satu titik ruas jalan yang sering mengalami kemacetan lalu lintas adalah  ruas jalan Lingkar Gentong. Studi ini bertujuan untuk menganalisis risiko biaya akibat kemacetan di ruas jalan Lingkar Gentong Tasikmalaya berdasarkan biaya operasional kendaraan (BOK). Berdasarkan penelitian menunjukan bahwa biaya yang ditimbulkan akibat kemacetan di jalur Lingkar Gentong pada pagi hari lebih banyak dari utara daripada selatan, untuk kendaraan ringan sebesar Rp 7.896.599/km, kendaraan berat sebesar Rp 24.860.556/km , sedangkan sepeda motor sebesar Rp 3.972.444/km daripada selatan krndaraan ringan sebesar Rp 5.325.116/km, kendaraan berat sebesar Rp 14.971.194, dan sepeda motor sebesar Rp 2.659.322. Sedangkan untuk sore hari biaya yang ditimbulkan akibat kemacetan dari arah selatan  lebih banyak daripada utara, kendaraan ringn sebesar Rp 8.843.983/km, kendaraan berat sebesar Rp 22.137.180/km , sedangkan sepeda motor sebesar Rp 3..435.770./km daripada utara kendaraan ringan sebesar Rp 6.958.076/km, kendaraan berat sebesar  Rp 11.400.838/km, dan sepeda motor sebesar Rp 1.350.390/km.

Rincian Artikel

Cara Mengutip
[1]
K. Kurniawan dan I. Farida, “Risiko Biaya Akibat Kemacetan di Ruas Jalan Lingkar Gentong Tasikmalaya Berdasarkan Biaya Operasi Kendaraan (BOK)”, Jurnal Konstruksi, vol. 17, no. 2, hlm. 76–80, Jun 2020.

References

    1. Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil (2016). Jumlah penduduk Tasikmalaya pada tahun 2016.

    2. Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil (2017). Jumlah penduduk Tasikmalaya pada tahun 2017.

    3. Badan Pusat Statistik (2016). Perbandingan antara pertumbuhan jalan dan pertumbuhan kendaraan di Kota Tasikmalaya pada tahun 2016.

    4. Salim. A. (2010). Manajemen Transportasi, Penerbit PT. Raja Grafindo Persada. Jakarta: 2010.

    5. Nasution (2008). Manajemen Transportasi, Penerbit PT. Ghalia Indonesia. Jakarta: 2008.

    6. Basori, S.T. (2017). Analisis Dampak Sosial Akibat kemacetan di Jalan Raya Bogor Kawasan Cililitan – Pekayon. Tesis: Magister Teknik Pembangunan Kota Universitas Diponegoro Semarang.

    7. Setiadjadji, A. (2006). Studi Kemacetan Lalu – lintas Jalan Kaligawe Kota Semarang 2006.

    8. Arafat,Y. (2014). Analisis Biaya Operasional Kendaraan dan Waktu Perjalanan. Studi kasus: Penutupan Median Bundaran Lamnyong dan Pemilihan Rute Melalui Jalan Inoeng Bale Darussalam.

    9. Widiyan, D. (2018). Analisis Faktor – faktor Yang Mempengaruhi Biaya Kemacetan Di Kota Bandung. Skripsi: Universitas Katolik Parahyangan Fakultas Ekonomi.

    10. Agustin, B.R. (2017). Evaluasi Tarif Angkutan Bus Umum dan Biaya Operasional Kendaraan.Tugas akhir: Program Studi Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Medan Area.

    11. Novalia, C. (2015). Analisis dan Solusi Kemacetan Lalu lintas di ruas Jalan Kota.. Skripsi: Fakultas Teknik Universitas Lampung Bandar Lampung.