Isi Artikel Utama

Abstrak

Pembangunan infrastruktur saat ini mengalami perkembangan yang sangat pesat, dari setiap pembangunan tentunya tidak terlepas akan kontruksi beton. Pada umumnya bahan pembuatan beton terdiri dari air, semen, dan agregat, akan tetapi jika bahan baku tersebut terus menerus diambil dari alam ketersediaannyapun akan menurun dan berdampak negatif bagi lingkungan. Maka dari itu harus ada bahan lain untuk mengurangi bahan baku utama pada campuran beton, untuk mengatasi hal tersebut bisa dicoba menggunakan limbah keramik sebagai campuran untuk menggantikan sebagian dari agregat kasar normal. Penelitian ini bertujuan mencari tau pengaruh limbah ex pecahan keramik terhadap sifat-sifat beton, selain itu juga apakah limbah keramik layak digunakan sebagai campuran beton struktur. Campuran beton ini dibuat berdasarkan peraturan SNI 7656-2012. Pada penelitian ini limbah ex pecahan keramik digunakan sebahgai bahan substitusi dari agregat kasar normal dengan persentase limbah keramik 0%, 5%, 10%, 15%, dan 20%, untuk mutu rencana beton yaitu F’c 20 MPa, dengan bentuk benda uji silinder berukuran 150  300 mm. Dari hasil penelitian dihasilkan nilai beton normal yaitu 10,895 MPa, sementara untuk nilai beton campuran limbah keramik 5% adalah 10,489 MPa, nilai tersebut menurun sebesar 3,7%. Dan untuk nilai beton campuran limbah keramik 10%, 15% dan 20% adalah 10,137 MPa, 9,371 MPa, dan 9,352 MPa, nilai tersebut kekuatannya menurun sebesar 7%, 10,7% dan 14,2% dari beton normal. Limbah keramik tidak cocok dijadikan sebagai bahan pengganti dari agregat kasar normal dan juga tidak cocok digunakan sebagai bahan campuran untuk beton struktur, dikarenakan bentuk dari limbah keramik yang pipih dan juga sifat dari limbah keramik ini sangatlah rapuh, dan permukaannya yang licin membuat daya ikat limbah keramik dengan adukan beton kurang kuat.

Kata Kunci

Kontruksi Beton Kuat Tekan Limbah Keramik Kontruksi Beton Kuat Tekan Limbah Keramik

Rincian Artikel

Cara Mengutip
[1]
M. L. N. Hakim, R. Roestaman, dan S. Permana, “Pengaruh Pemakaian Agregat Kasar Ex Pecahan Keramik Terhadap Mutu Beton ”, Jurnal Konstruksi, vol. 19, no. 1, hlm. 147–156, Des 2021.

References

  1. Badan Standarisasi Nasional, “SNI 1970-2008 Tentang Cara Uji Berat Jenis dan Penyerapan Air Agregat Halus.” Badan Standarisasi Nasional, Jakarta, 2008.
  2. B. Nugraha and P. Saelan, “Studi Mengenai Pengaruh Gradasi Agregat Kasar terhadap Kebutuhan Air untuk Mencapai Suatu Kelecakan Campuran Beton pada Cara SNI. (Hal. 73-82),” RekaRacana J. Tek. Sipil, 2019, doi: 10.26760/rekaracana.v5i2.73.
  3. Suwarno and F. Nursandah, “Pemanfaatan Limbah Keramik Sebagai Pengganti Koral Pada Campuran Beton Mutu Tinggi,” J. CIVILLa, vol. 4, no. 2, pp. 256–261, 2019.
  4. R. Karimah, “Pemanfaatan Limbah Pecahan Keramik Terhadap Berat Jenis dan Kuat Tekan pada Beton Ringan Ramah Lingkungan,” Semin. Nas. Teknol. dan Rekayasa, pp. 1–6, 2017.
  5. P. P. Prasanti and P. Saelan, “Tinjauan Kembali Mengenai Batasan Gradasi Agregat Kasar dalam Campuran Beton. (Hal. 118-125),” RekaRacana J. Tek. Sipil, 2019, doi: 10.26760/rekaracana.v5i3.118.
  6. H. Kasyanto and A. Susanto, “Studi Eksperimen Tekan Beton Mutu Tinggi dengan Substitusi Parsial Agregat Alwa Cilacap terhadap Agregat Kasar,” Potensi J. Sipil Politek., 2020, doi: 10.35313/potensi.v22i2.1927.
  7. R. Utari, “Pemanfaatn Limbah Keramik Terhadap Kuat Tekan Beton,” pp. 1–10, 2018.
  8. Badan Standarisasi Nasional, “SNI 03-1968-1990 Tenatang Metode Pengujian Analisis Saringan Agregat Halus dan Kasar.” Badan Standarisasi Nasional, Jakarta, 1990.
  9. Badan Standardisasi Nasional, “SNI 03-4804 Tentang Metode Pengujian Bobot Isi dan Rongga Udara dalam Agregat.” Badan Standarisasi Nasional, Jakarta, 1998.
  10. Dinas PUPR Kabupaten Garut, “Hasil Pengujian Bahan Campuran Beton,” Garut, 2019.
  11. Badan Standardisasi Nasional, “SNI 7656: 2012 Tentang Tata Cara Pemilihan Campuran untuk Beton Normal, Beton Berat dan Beton Massa dengan Standar.” Badan Standarisasi Nasional, Jakarta, 2012.
  12. Badan Standardisasi Nasional, “SNI 1972-2008 Tentang Cara Uji Slump Beton.” Badan Standarisasi Nasional, Jakarta, 2008.