Isi Artikel Utama

Abstrak

Irigasi adalah bangunan buatan dengan tujuan untuk usaha menyediakan air, mengatur air, dan membuang air jika mengalami kelebihan air. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui debit irigasi yang dibutuhkan, debit yang tersedia di saluran irigasi, dan debit yang melimpas di Bendung Cimanuk (BCMK) 6a serta dimensi yang dibutuhkan disaluran bangunan pelimpah samping. Dalam penelitian ini data yang digunakan yaitu data curah hujan dari 3 stasiun penakar hujan yang ada di Kabupatn  Garut  diantaranya yaitu sta Bayongbong, sta Cisurupan dan sta Cikajang serta data Klimatologi dari stasiun Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN) Pamengpek – Garut, periode ulang 10 tahun dari tahun 2008 sampai dengan tahun 2017. Metode yang digunakan dalam perhitungan debit yaitu Metode Fj Mock, Perhitungan evapotranspirasi yaitu menggunakan metode Penman, perhitungan debit andalan menggunakan probabilitas Weibull, untuk perhitungan kebutuhan air irigasi dengan memilih pola tanam dan waktu sesuai daerah irigasi Cimanuk Bayongbong. Dapat nilai debit andalan terbesar yaitu 3,85 m³/dt dibulan Februari dan debit terkecil dibulan Juli 0,06 m³/dt. Pengambilan debit air dipintu pengambilan sebesar 2,83 lt/dt/ha dengan luas 874 ha, air yang tersedia disaluran irigasi primer sebesar 6600 lt/dt, air yang melimpas sebesar 183,31 lt/dt serta dimensi saluran yang dibutuhkan yaitu sebesar 1 m tinggi muka air dari bawah saluran, 1 m lebar dasar saluran dan tinggi jagaan 0,4 m yang berbentuk trapezium.

Kata Kunci

Limpasan Pelimpah Saluran Primer Limpasan Pelimpah Saluran Primer

Rincian Artikel

Cara Mengutip
[1]
A. Gumilar dan S. Permana, “Analisis Limpasan Samping di Saluran Primer Daerah Irigasi Cimanuk”, Jurnal Konstruksi, vol. 19, no. 1, hlm. 137–146, Des 2021.

References

  1. Isnugroho, “Perilaku Hidraulik Pada Pengembangan Fungsi Bendung Gerak Serayu Sebagai Pembangkit Listrik Tenaga Air,” J. Tek. Hidraul., vol. 6, no. 1, pp. 39–50, 2015.
  2. H. T. Siregar, “Analisa Perhitungan Dimensi Saluran Irigasi Bendung Sei Padang Daerah Irigasi Bajayu Kab. Serdang Berdagai,” Universitas Medan Area, 2017.
  3. “Analisis Return Flow antar Bendung (Studi Kasus Bendung Klampok-Plakaran dan Bendung Sekarsuli),” J. Tek. Sipil ITB, 2016, doi: 10.5614/jts.2016.23.1.5.
  4. Kementerian Pekerjaan Umum Dan Perumahan Rakyat, “Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Dan Perumahan Rakyat Republik Indonesia Tentang Bendungan.” Kementerian PUPR, Jakarta, 2015.
  5. F. Halim, “Pengaruh Hubungan Tata Guna Lahan Dengan Debit Banjir Pada Daerah Aliran Sungai Malalayang,” J. Ilm. Media Eng., vol. 4, no. 1, pp. 45–54, 2014.
  6. A. N. Anna, “Pendekatan Hidrologi untuk Penilaian Kegiatan Pengeloiaan DAS,” Forum Geogr., 2016, doi: 10.23917/forgeo.v8i1.4818.
  7. G. P. Verrina and D. D. Anugrah, “Analisa Runoff Pada Sub Das Lematang Hulu,” J. Tek. Sipil dan Lingkung., vol. 1, no. 1, pp. 23–31, 2013.
  8. M. Z. Raka Buana, R. R. R. Hadiani, and E. S. Suryandari, “Analisis Banjir Dengan Metode Muskingum Cunge Dan Sistem Informasi Geografis (Sig) Di Kelurahan Banyuanyar, Surakarta,” Matriks Tek. Sipil, vol. 6, no. 4, pp. 613–620, 2018, doi: 10.20961/mateksi.v6i4.36534.
  9. S. W. Lubis and C. Jacobi, “The Modulating Influence of Convectively Coupled Equatorial Waves (CCEWs) on The Variability of Tropical Precipitation,” Int. J. Climatol., vol. 35, no. 7, pp. 1465–1483, 2015.
  10. Hariyanto, “Analisis Penerapan Sistem Irigasi untuk Peningkatan Hasil Pertanian di Kecamatan Cepu Kabupaten Blora,” Rev. Civ. Eng., vol. 2, no. 1, pp. 29–34, 2018.
  11. Republik Indonesia, “Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 17 Tahun 2019 Tentang Sumber Daya Air.” Pemerintah Republik Indonesia, Jakarta, 2019, doi: 10.31219/osf.io/u6my9.
  12. Sidharta, Irigasi dan Bangunan Air. Jakarta: Gunadarma, 1997.