Isi Artikel Utama

Abstrak

Pembangunan Bendungan Cipanas terletak di Desa Cibuluh, Kecamatan Ujungjaya, Kabupaten Sumedang serta Desa Cikawung, Kecamatan Terisi, Kabupaten Indramayu, Jawa Barat. Bendungan Cipanas ialah upaya pengelolaan sumber energi air yang sudah direncanakan oleh BBWS Cimanuk- Cisanggarung dalam rencana pengembangan sumber energi air WS Cimanuk- Cisanggarung buat menanggulangi permasalahan banjir di Daerah Pantura. Dalam mengatasi permasalahan banjir di Wilayah Pantura dibutuhkan besarnya debit inflow dan debit outflow. Metode yang digunakan untuk mengetahui berapa besar debit inflow adalah metode HSS Nakayasu dan HSS Snyder sedangkan metode yang digunakan untuk mengetahui berapa besar debit outflow adalah metode Linear Reservoir dan Level Pool Routing. Data yang dipakai dalam penelitian ini yaitu data sekunder yang didapat BBWS Cimanuk-Cisanggarung, PT. WIKA-JAKON, KSO dan PT. Raya Konsult.Penelitian ini berfokus pada debit banjir rencana untuk menghitung perencanaan dimensi pelimpah pada penelitian selanjutnya supaya debit banjir puncak tidak melimpas ke puncak Bendungan Cipanas dan penelusuran banjir rencana untuk mengetahui hubungan atas perubahan-perubahan yang terjadi baik pada debit inflow (m3/dt), volume genangan (m3/dt), dan debit outflow (m3/dt) dengan perubahan terhadap waktu. Dari hasil perhitungan yang telah dilakukan  pada debit inflow menggunakan metode HSS Nakayasu pada Q1000 adalah 653.035 m3/dt dan metode HSS Snyder pada Q1000 adalah 583.106 m3/dt. Selain itu hasil dari perhitungan debit outflow dengan penelusuran banjir Q1000 metode Linear Reservoir pada HSS Nakayasu 287.99 m3/dt dan pada HSS Snyder 529.61  m3/dt. Sedangkan dengan metode Level Pool Routing pada HSS Nakayasu 38.47 m3/dt dan pada HSS Snyder mencapai  231.11 m3/dt. Berdasarkan hasil tersebut menunjukan bahwa untuk perencanaan dimensi pelimpah dari debit puncak rencana maka digunakan kala ulang Q1000 tahun dengan metode dapat digunakan untuk perhitungan debit banjir di bendungan adalah HSS Snyder. Hasil tersebut menunjukan inflow lebih besar dari  outflow maka pada bendungan tersebut terjadi genangan, besarnya tergantung durasi waktu yang diperhitungkan.

Kata Kunci

Bendungan Cipanas Inflow Outflow Nakayasu Snyder Bendungan Cipanas Inflow Outflow Nakayasu Snyder

Rincian Artikel

Cara Mengutip
[1]
A. N. Qais dan S. Permana, “Analisis Debit Banjir dan Penelusuran Banjir di Bendungan Cipanas Kabupaten Sumedang ”, Jurnal Konstruksi, vol. 19, no. 1, hlm. 157–168, Des 2021.

References

  1. PT. Wijaya Karya – PT. Jaya Kontruksi (KSO), “Metode Kerja Bendungan Utama,” Sumedang, 2016.
  2. PT. Indra Karya (Persero) Wilayah I, “Sertifikasi Desain Bendungan Cipanas (Tahap II),” Sumedang, 2016.
  3. S. Simanjuntak, “Analisis Hidrologi Kebutuhan Air Pada Daerah Irigasi Pakkat,” Lembaga Penelitian Universitas Hkbp Nommensen Medan, Medan, 2011.
  4. A. K. Hidayat and Empung, “Analisis Curah Hujan Efektif Dan Curah Hujan Dengan Berbagai Periode Ulang Untuk Wilayah Kota Tasikmalaya Dan Kabupaten Garut,” J. Siliwangi, vol. 2, no. 2, pp. 121–126, 2016.
  5. E. M. Wilson, Hidrologi Teknik. Bandung: Institut Teknologi Bandung, 1993.
  6. I. M. Kamiana, Teknik Perhitungan Debit Rencana Bangunan Air. Yogyakarta: Graha Ilmu, 2011.
  7. Y. Akbar, B. Suprapto, and A. Rachmawati, “STUDI PERENCANAAN BANGUNAN PELIMPAH (SPILLWAY) PADA EMBUNG WELULANG DI KABUPATEN PASURUAN,” core.ac.uk. pp. 155–164, [Online]. Available: https://core.ac.uk/download/pdf/287228809.pdf.
  8. A. A. Jawil and H. A. Wutun, “Analisis Hidrologi Rencana Bendungan Buttu Batu,” 2017.
  9. B. Triatmodjo, Hidrologi Terapan. Yogyakarta: Beta Offset, 2006.
  10. BBWS Cimanuk – Cisanggarung, “Data Hujan Harian Maximum,” Sumedang, 2020.