Isi Artikel Utama

Abstrak

Beton merupakan material yang banyak digunakan dalam proyek konstruksi. Banyak peneliti konstruksi beton yang terus mengembangkannya dengan tujuan menghasilkan teknologi konstruksi yang sesuai, mudah dioperasikan, hemat biaya dan waktu. Dalam hal ini, untuk menyederhanakan biaya, salah satu metode alternatif yang dapat digunakan adalah dengan memberikan penambahan material dalam kadar tertentu yang akan mempengaruhi kekuatan beton.Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mencari bahan alternatif yang dapat digunakan dalam campuran beton untuk menggantikan agregat halus yang lebih efektif dalam pembiayaan, tetapi tidak akan berpengaruh buruk terhadap kuat tekan beton dan sifat mekanik beton. Campuran komposisi beton yang digunakan merupakan campuran 1%, 1,5%, 2% dan 2,5% serbuk kayu dan superplasticizer. Benda uji berupa silinder dengan 15 sampel (ukuran tinggi 30cm x 15cm) dengan mutu beton direncanakan menggunakan fc’20 selama 28 hari. Dapat dilihat dari hasil pengujian beton nilai kuat tekan pada campuran normal adalah 10,67 Mpa  beton dengan campuran serbuk kayu 1% adalah 9,51 Mpa, beton dengan serbuk kayu 1,5% adalah 9,15 Mpa dan beton dengan campuran serbuk kayu 2% dan 2,5% adalah 8,79 Mpa dan 8,44 Mpa. Dari hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa mengganti agregat halus dengan serbuk kayu dapat menghasilkan beton dengan bobot isi ringan.

Kata Kunci

Kuat Tekan Beton Serbuk Kayu Superplasticizer Kuat Tekan Beton Serbuk Kayu Superplasticizer

Rincian Artikel

Cara Mengutip
[1]
P. N. Aini, R. Roestaman, dan E. Walujodjati, “Pengaruh Penggunaan Serbuk Kayu Sebagai Bahan Substitusi Agregat Halus dalam Campuran Beton dengan Bahan Tambah Superplasticizer ”, Jurnal Konstruksi, vol. 19, no. 1, hlm. 169–178, Des 2021.

References

  1. M. Mulyati and A. Adman, “Pengaruh Penambahan Cangkang Kemiri dan Sikacim Concrete Additive terhadap Kuat Tekan Beton Normal,” J. Tek. Sipil ITP, 2019, doi: 10.21063/jts.2019.v602.01.
  2. A. V. Sulistio, S. Wahjudi, and D. Hardjito, “PENGGUNAAN BOTTOM ASH SEBAGAI PENGGANTI AGREGAT HALUS PADA MORTAR HVFA,” J. Tek. Sipil, 2015.
  3. D. I. Pau and J. Y. Bisararua, “Kompresif Karakteristik Beton Dengan Sekam Padi dan Tempurung Kelapa Sebagai Pengganti Agregat Halus dan Agregat Kasar,” J. SiarTek, 2018.
  4. L. Retnawati, “Perancangan Enterprise Architecture Menggunakan TOGAF di Universitas ABC,” J. IPTEK, 2018, doi: 10.31284/j.iptek.2018.v22i1.221.
  5. M. F. Fauzi and Nursyamsi, “Pemanfaatan Limbah Serbuk Kayu ( Sawdust ) Sebagai Subtitusi Agregat Halus Pada Campuran Beton,” J. Tek. Sipil USU, vol. 3, no. 2, 2014.
  6. S. Supratikno and R. Ratnanik, “Pemanfaatan Limbah Plastik Sebagai Pengganti Agregat Kasar pada Adukan Beton,” J. Tek. Sipil ITP, 2019, doi: 10.21063/jts.2019.v601.04.
  7. M. M. Ibrahim and P. Saelan, “Studi Perancangan Campuran Beton Menggunakan Abu Batu Sebagai Agregat Halus. (Hal. 108-117),” RekaRacana J. Tek. Sipil, 2019, doi: 10.26760/rekaracana.v5i3.108.
  8. Badan Standardisasi Nasional, “SNI 2847 : 2013 Tentang Persyaratan Beton Struktural untuk Bangunan Gedung.” Badan Standarisasi Nasional, Jakarta, 2013.
  9. Dinas PUPR Kabupaten Garut, “Pengujian Agregat Halus da Kasar,” Garut, 2019.
  10. Badan Standardisasi Nasional, “SNI 1972-2008 Tentang Cara Uji Slump Beton.” Badan Standarisasi Nasional, Jakarta, 2008.
  11. Badan Standarisasi Nasional, “SNI1974-2011 Tentang Cara Uji Kuat Tekan Beton dengan Benda Uji Silinder.” Badan Standarisasi Nasional, Jakarta, 2011.
  12. J. Harlan, Analisis Regresi Logistik. Depok: Gunadarma, 2018.