Isi Artikel Utama

Abstrak

Pembangunan jalan alternatif di Kabupaten Garut dapat meningkatkan potensi parawisata juga menunjang dalam sektor perhubungan untuk kesinambungan distribusi barang, orang dan jasa, selain itu dapat menguraikan kemacetan. Proses pengerjaan jalan alternatif pada Km. 3+275 s/d 3+350 terdapat pekerjaan timbunan tanah sehingga adanya pengendalian mutu dari hasil pengujian tanah. Hasil penelitian pada sample tanah timbunan memenuhi klasifikasi timbunan dengan memiliki low plasticity, berdasarkan indeks plastis merupakan tanah lanau berplastisitas rendah dengan sifat tanah agak kohesif dan potensi mengembang rendah, dari hasil pemadatan bahwa perkiraan kinerja timbunan “buruk sampai baik” serta batas cair kepadatan yang diijinkan dilapangan 8,2% sampai 21%, deskripsi tanah visual lanau dan lempung berpasir, berdasarkan CBR merupakan pasir campuran, pada klasifikasi tanah berdasarkan AASHTO merupaan kelompok A-2-4 dengan tingkat kegunaan sebagai subgrade “cukup baik hingga buruk” dan klasifikasi berdasarkan USDA untuk tekstur tanah pada tanah timbunan merupakan pasir bertanah liat yang mengandung clay 4,83 %, silt 13,5 %, gravel 0 % dengan gradasi baik dan sehingga dapat menggantikan tanah asli yang tidak memenuhi spesifikasi karena tanah asli pada lokasi merupakan tanah organis dengan  kategori high plasticity, lempung murni yang berplastisitas tinggi dengan sifat tanah kohesif, potensi mengembang tinggi dan derajat mengembang kritis, dan kinerja timbunan “tidak memuaskan” dimana akan membahayakan bila dignakan sebagai material tanah timbunan dengan deskripsi tanah visual lanau dan lempung elastis, berdasarkan nilai CBR merupakan material lempung, pada hasil pengujian timbunan bahwa CBR dan pemadatan efesien untuk lapisan subgrade serta memenuhi pengujian kepadatan dilapangan.

Kata Kunci

AASTHO Subgrade Timbunan Tanah USDA AASTHO Subgrade Timbunan Tanah USDA

Rincian Artikel

Cara Mengutip
[1]
H. Rahmalina dan S. Permana, “Analisis Laboratorium Timbunan Tanah pada Pembangunan Jalan Alternatif Kadungora – Leles Km. 0+700 s/d 3+500 Kec. Kadungora (LPA dan LAPEN): Pada Pembangunan Jalan Alternatif Kadungora – Leles Km. 0+700 s/d 3+500 Kec. Kadungora (LPA dan LAPEN)”, Jurnal Konstruksi, vol. 19, no. 1, hlm. 191–201, Des 2021.

References

  1. F. Lestari, “Model Branding Tujuan Wisata Kabupaten Garut,” Buku 2 Sos. dan Humanaiora, pp. 1–6, 2019.
  2. Y. Yudistira, S. Permana, and I. Farida, “Analisa kepadatan tanah pada timbunan di saluran irigasi dengan metode pengujian proctor dan sand cone,” J. Konstr., 2015.
  3. A. Horas, A. Prihatiningsih, and J. A. Setyarini, “KAJIAN TEKNIS PENGGUNAAN TERRAMESH SEBAGAI DINDING PENAHAN TANAH PADA PROYEK JALAN TOL JAKARTA-KUNCIRAN-CENGKARENG,” JMTS J. Mitra Tek. Sipil, 2019, doi: 10.24912/jmts.v2i2.4306.
  4. R. Refliaty and E. Endriani, “Kepadatan Tanah Pasca Tambang Batu Bara Setelah di Revegetasi,” J. Ilm. Ilmu Terap. Univ. Jambi|JIITUJ|, 2018, doi: 10.22437/jiituj.v2i2.5981.
  5. I. Dharmayasa and I. Eratodi, “Analisis Dinding Penahan Tanah Dengan Pondasi Tiang Bor (Studi Kasus Tower Pln No. 71 Sutt 150 Kv Di Jalan Gatot Subroto Barat Denpasar),” Din. Rekayasa, 2016, doi: 10.20884/1.dr.2016.12.2.151.
  6. A. P. Soares, “済無No Title No Title,” J. Chem. Inf. Model., vol. 53, no. 9, pp. 1689–1699, 2013.
  7. PUPR, “Spesifikasi Umum 2018,” no. September, 2018.
  8. B. M. Das, N. Endah, and I. B. Mochtar, “Mekanika Tanah Jilid 1 (Prinsip-prinsip Rekayasa Geoteknis),” Erlangga, pp. 1–291, 1995.
  9. S. Kasus, P. Jalan, L. Luar, and M. Teweh, “Analisis derajat kepadatan lapangan,” vol. 4, pp. 67–83, 2016.
  10. B. A. B. Ii, “Bab ii dasar teori dan studi pustaka 2.1.,” pp. 1–41.
  11. A. Muda, “Model Pendekatan Alat Uji Kepadatan Ringan Untuk Tanah di Laboratorium,” Info Tek., vol. 17, no. 1, pp. 53–68, 2016.
  12. D. Fakultas and T. Universitas, “Dosen Fakultas Teknik Universitas Borobudur, Jakarta 14,” no. 14, pp. 14–23, 1999.