Isi Artikel Utama

Abstrak

Bendungan Cipanas merupakan bendungan type urugan kombinasi antara tanah dan batuan dengan cara menimbun sejumlah material seperti batuan, kerikil, pasir maupun tanah kedap air yang dibangun dengan kemiringan berdasarkan ketinggian tertentu, sehingga dapat menahan dan menaikan elevasi muai air di sebelah hulu (upstream). Bendungan type urugan ini (embankment) sangat mudah mengalami keruntuhan (collaps) yang disebabkan oleh akibat tekanan air di lereng udik, air pori, dan’beban gempa yang didapat maupun dari struktur bendungan sendiri, sehingga perlu diukur dengan menggunakan suatu standar yaitu Angka Keamanan. Nilai angka keamanan merupakan perbandingan gaya yang ditahan’dengan gaya yang mendorong longsoran, serta mengetahui kondisi maupun daerah yang paling kritis dan riskan terhadap keruntuhan dengan cara perhitungan manual. Metode yang dipakai dalam penelitian ini menggunakan metode Bishop dimana metode ini paling banyak dipakai dalam perhitungan manual dan mendapatkan nilai faktor aman yang mendekati hasil perhitungan dengan pendekatan berdasarkan pengamatan dilapangan. Hasil dari analisis perhitungan di dapat bahwa dari kondisi masa konstruksi sebesar 2,13 disebelah hulu dan 1,88 disebelah hilir dengan angka keamanan ijin 1,50. Kondisi muka air maksimum diperoleh sebesar 2,13 disebelah hulu dan 1,88 disebelah hilir dengan angka keamanan ijin 1,30 dan kondisi surut cepat nilai diperoleh sebesar 2,11 disebelah hulu dan 1,88 disebelah hilir dengan angka keamanan ijin 1,30. Berdasarkan hasil penelitian dari ketiga kondisi lereng, nilai factor keamanan yang stabil dan aman terhadap bahaya longsoran. Sedangkan potensi longsoran yang akan terjadi akan mengalami longsoran dengan tipe translasi dikarenakan perbedaan kuat geser dan perbedaan lapisan pada susunan timbunan pada bendungan utama.

Kata Kunci

Angka Keamanan Bendungan Cipanas Metode Bishop Angka Keamanan Bendungan Cipanas Metode Bishop

Rincian Artikel

Cara Mengutip
[1]
R. Rahayu dan S. Permana, “Analisis Kestabilan Lereng Bendungan Akibat Fluktuasi Muka Air”, Jurnal Konstruksi, vol. 19, no. 2, hlm. 398–409, Apr 2022.

References

  1. E. Effendy, M. Yusuf N, R. Romano, and S. Safrida, “Analisis Struktur Biaya Produksi Dan Kesenjangan Pendapatan Petani Akibat Fluktuasi Harga Minyak Nilam,” J. Ekon. Pertan. dan Agribisnis, 2019, doi: 10.21776/ub.jepa.2019.003.02.12.
  2. A. A. Hamzah, “( Daftar Isi ) ﻯﻮﺘﶈﺍ ﻞ ﻣﻷﺍﻭ ﺕﺎﻳﺪﺤ ﺘ ﻟﺍ ﲔﺑ ﺓﺮﺻﺎﻌﳌﺍ ﻰﺤﺼﻔﻟﺍ ﺔﻐﻠﻟﺍ ( Daftar Isi ) ﻯﻮﺘﶈﺍ ﺎﺒﻳﺩﺃﻭ ﺍﺮﻋﺎﺷ ﻥﺎﻤﻴﻠﺳ ﺪﻴﻨﺟ ﺪﻤﳏ ، ﺔﻴﺑﺮﻌﻟﺍ ﺔﻐﻠﻟﺍ ﰱ ﻪﺘﻴﳘﺃ ﻭ ﻞﻳﻭﺄﺘﻟﺍ ﺔﻧﺭﺎﻘﻣ ﺔﻴﻏﻼﺑ ﺔﻳﻮﳓ ﺔﺳﺍﺭﺩ,” vol. 1, pp. 7–8, 2020.
  3. A. Apriliansyah and G. Gunawan, “Pelaksanaan Pekerjaan Jalan Perkerasan Kaku (Rigid Pavement) Untuk Akses Masuk Bendungan Cipanas,” IKRA-ITH TEKNOLOGI: Jurnal …. 2019.
  4. E. D. P. Putra and S. Anwar, “Analisis Hidrologi Bendungan Cipanas Kabupaten Sumedang,” J. Konstr., 2017.
  5. T. N. F. Nanda and I. N. Hamdhan, “Analisis Rembesan dan Stabilitas Bendungan Bajulmati dengan Metode Elemen Hingga Model 2D dan 3D,” J. Reka Racana, vol. 2, no. 4, 2016.
  6. R. Ramadhan, M. Munirwansyah, and M. Sungkar, “Faktor Keamanan Stabilitas Lereng pada Kondisi Eksisting dan Setelah Diperkuat Dinding Penahan Tanah Tipe Counterfort dengan Program Plaxis,” Reka Buana J. Ilm. Tek. Sipil dan Tek. Kim., 2019, doi: 10.33366/rekabuana.v5i1.1485.
  7. R. Peng, Y. Hou, L. Zhan, and Y. Yao, “Back-analyses of landfill instability induced by high water level: Case study of Shenzhen landfill,” Int. J. Environ. Res. Public Health, 2016, doi: 10.3390/ijerph13010126.
  8. M. Okuda, Y. Iguchi, and S. Uryu, Bendungan Type Urugan. 1977.
  9. B. M. Das, N. Endah, and I. B. Mochtar, “Mekanika Tanah Jilid 1 (Prinsip-prinsip Rekayasa Geoteknis),” Erlangga, pp. 1–291, 1995.
  10. R. F. Craig, “Mekanika Tanah, edisi I,” pp. 16, 19, 109, 171, 174, 176, 1989.
  11. Department of Public Works, Slope Failure Management Engineering in Residual Soil and Rock. 2005.
  12. H. C. Hardiyatmo, “Mekanika Tanah II,” Gadjah Mada Univ. Press, vol. 91, no. 5, pp. 1–398, 2003.