Isi Artikel Utama

Abstrak

Bendung merupakan bangunan utama yang berfungsi untuk meninggikan elevasi muka air sungai dan membagi serta memberikan air agar dapat mengalir ke saluran pembawa dengan alternatif tertentu. Maka perlu diketahui berapa tinggi bukaan pintu bendung agar keseimbangan lingkungan dan kebutuhan daerah di hilir bendung tetap terjaga dari debit yang ada. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis operasional Bendung Copong, menganalisis bukaan pintu air. Pada bulan Juni sampai Agustus kebutuhan air rata-rata adalah 1,4 lt/det/ha dengan luas areal 5.313 ha maka debit yang harus dialirkan ke saluran adalah 7,438 m³/det. Debit yang terjadi untuk beda elevasi antara muka air dengan elevasi pintu pengambilan adalah 0,92 m adalah 13,94 m³/det. Sehingga sisa debit yang dialirkan ke hilir bendung sebesar 6,503 m³/det. Pada bulan November dengan tinggi muka air + 688,25 berada 0,5 m di atas mercu dengan debit sebesar dari penelitian ini, untuk bukaan pintu bendung dioperasionalkan dengan mengangkat ketiga pintu setinggi 11 cm untuk mengalirkan ke bagian hilir.

Kata Kunci

Bendung Kebutuhan Air Irigasi Tinggi Muka Air Bendung Kebutuhan Air Irigasi Tinggi Muka Air

Rincian Artikel

Cara Mengutip
[1]
S. Aprilia dan S. Permana, “Analisis Operasional Bendung Copong di Kabupaten Garut”, Jurnal Konstruksi, vol. 19, no. 2, hlm. 539–548, Mei 2022.

References

  1. R. Har, “Analisis Debit Air Limpasan Permukaan (Run Off) Akibat Perubahan Tata Guna Lahan Pada DAS Kuranji Dan DAS Batang Arau Kota Padang,” J. Bina Tambang, vol. 5, no. 1.
  2. R. Humaira Putri and G. Gunawan, “PERENCANAAN BENDUNG TIPE MERCU BULAT UNTUK MENDUKUNG DAERAH IRIGASI PEMATANG GUBERNUR KOTA BENGKULU,” 2017.
  3. M. J. Ismoyo, “Pengaturan Pintu Irigasi Mrican Kanan Dalam Pengoperasian kebutuhan Air Irigasi.”
  4. T. Fitya and R. Tolinggilo, “HYDRAULIC ANALYSIS OF TAPODU WATER GATE IN LIMBOTO LAKE.”
  5. T. Marhendi and O. K. Ningsih, “EFEKTIVITAS OPERASIONAL PINTU AIR SALURAN SEKUNDER DAERAH IRIGASI KEDUNG LIMUS,” CIVeng J. Tek. Sipil dan Lingkung., 2020, doi: 10.30595/civeng.v1i1.9289.
  6. I. Inayatullah and A. Winasis, “Analisis Kinerja Sistem Daerah Irigasi Bendung Cikeusik Kabupaten Kuningan,” Jurnal Konstruksi. 2020.
  7. M. R. A. Simanjuntak and E. S. Sitepu, “Analisis Penyebab Risiko Pemeliharaan Konstruksi Irigasi Dalam Meningkatkan Kinerja Operasional Jaringan Irigasi di Daerah Irigasi Bena Kabupaten Timor Tengah Selatan (TTS),” J. Nas. Tek. Inform. dan Elektro, 2018.
  8. I. Ismiyati, H. Budieny, M. Narayudha, S. Salamun, A. D. Putra, and W. R. Wiweka Reka, “Pengembangan Transportasi Sungai Kota Semarang Sebagai Transportasi Perintis Tujuan Wisata Air (Studi Kasus Kanal Banjir Barat Kota Semarang),” Teknik, 2016, doi: 10.14710/teknik.v37i2.9373.
  9. K. N. ST, MBA, “Mekanisme Operasi Pintu Air Ulin pada Dua Bilik Labirin dalam kaitan untuk penentuan rencana perawatan Kolam Asparaga Bravo,” Pros. Temu Profesi Tah. PERHAPI, 2018, doi: 10.36986/ptptp.v0i0.24.
  10. I. M. Kamiana, Teknik Perhitungan Debit Rencana Bangunan Air. Graha Ilmu, 2011.
  11. D. Harlan, “Simulasi Backwater Untuk Mengkaji Pengaruh Pembangunan Terhadap Infrastruktur Jembatan Copong Di Daerah Irigasi Leuwigoong Kabupaten Garut,” Tek. Sumber Daya Air, vol. 1, no. 2, pp. 125–134, 2015.
  12. K. Perencanaan and B. Utama, “KP-02,” 2013.