Isi Artikel Utama

Abstrak

Bendung Copong terletak di Desa Sukasenang, Kecamatan Garut Kota, Kabupaten Garut, Jawa Barat. Bendung Copong merupakan bagian dari Daerah Irigasi (DI) Leuwigoong dengan luas 5.313 hektare, yang memiliki sumber air dari aliran sungai Cimanuk. Bendung Copong mempunyai bangunan kantong lumpur yang berfungsi untuk mengendapkan sedimen yang terbawa oleh aliran air sungai ke intake. Perhitungan yang dilakukan mencakup perhitungan dimensi kantong lumpur, waktu/interval pembilasan, serta keefektifan kantong lumpur. Dimensi kantong lumpur dihitung berdasarkan debit aliran, konsentrasi sedimen, ukuran butir sedimen, serta berpedoman pada kriteria perencanaan bangunan utama KP-02. Interval pembilasan dapat diketahui dengan mengetahui volume endapan serta kapasitas desain kantong lumpur, yang selanjutnya dapat diketahui efektifitas dari kantong lumpur dari perhitungan dan data-data yang sudah ada. Dari hasil perhitungan, menggunakan metode Meyer Petter Muller didapat nilai angkutas sedimen dasar sebesar 22,8 m3/hari, dan konsentrasi sedimen sebesar 272 mg/l. Dengan asumsi bahwa kantong lumpur harus di bilas setiap 2 (dua) minggu sekali, Volume kantong lumpur bendung Copong adalah 950,74 m3, dimensi kantong lumpur, panjang 115 m, lebar 8 m, dan kedalaman 1,3 m, kemiringan kantong lumpur 0.00553 Kesimpulan dari penelitian ini adalah dengan dimensi kantong lumpur yang direncanakan berdasarkan volume sedimen yang didapat, kantong lumpur diharuskan dibilas atau dibersihkan dengan waktu atau interval 14 hari sekali supaya sedimen tidak menumpuk dan mengalir ke saluran primer jaringan irigasi.

Rincian Artikel

Cara Mengutip
[1]
I. Agustian dan S. Permana, “Pengaruh Interval Pembilasan Terhadap Dimensi Kantong Lumpur Bendung Copong Kabupaten Garut”, Jurnal Konstruksi, vol. 19, no. 1, hlm. 202–211, Des 2021.

References

    [1] Nugraha, A. T., G. Prayitno, M. E. Situmorang, and A. Nasution, “The role of infrastructure on economic growth and income inequality of Indonesia.,” Econ. Sociol., vol. 13 (1), no. Econ. Sociol., pp. 102–115, 2019.
    [2] A. Susetyaningsih and S. Permana, “Pengaruh Sedimentasi Terhadap Penyaluran Debit Pada Daerah Irigasi Cimanuk,” J. Konstr. Sekol. Tinggi Teknol. Garut, vol. 14, no. 1, pp. 149–153, 2016.
    [3] Direktorat Jenderal Sumber Daya Air. Jakarta: Direktur Jenderal Sumber Daya Air, 2013.
    [4] D. Virgiyanti, “Bangunan Pengendali Sedimen Untuk Mereduksi Volume Sedimentasi Yang Masuk Ke Waduk Jatigede,” J. Tek., 2016.
    [5] Istiarto, “Bed Load Transport Sediment,” Bahan Kuliah Magister Tek. Pengelolaan Bencana Alam UGM, no. sediment, 2014.
    [6] B. A. dan Y. B. Kironoto, “Diktat Kuliah Hidraulika Transpor Sedimen,” PPS-Teknik Sipil, 2000.